Mahasiswa UNIMED melakukan penelitian Menguak Misteri Gua Emas dan Gua Perak di Desa Durian Empat Mbelang Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dari bulan Juni sampai Agustus 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gua emas dan Gua Perak memiliki keunikan yang berbeda dari gua-gua umumnya dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Terdapat butiran menyerupai emas yang melekat di dinding gua emas dan pancaran meyerupai perak di dinding gua perak.
Keunikan tersebut mengundang berbagai argumen terkait keaslian emas dan perak pada kedua gua tersebut. Tidak hanya bentuk fisik yang unik tetapi tersembunyi ceritra sejarah dan budaya tentang goa tersebut yang harus diungkapkan ke publik untuk menepia ceritra mitos dibalik kedua goa tersebut. Berdasarkan keterangan pengelola objek wisata goa, Togo Tarigan, gua tersebut tidak pernah diteliti baik tentang keaslian emas dan perak ataupun cerita sejarahnya.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa Unimed yang tergabung dalam tim PKM – RSH oleh Novia Syahfitri (Ketua, Jurusan Pendidikan Sejarah), Haddad Wifaq Arraihan (Anggota 1, Jurusan Pendidikan Sejarah), Muhammad Hanafi Maulana (Anggota 2, Jurusan Pendidikan Sejarah), Nezeliana Putri (Anggota 3, Jurusan Pendidikan Geografi), dan Nugroho Hadi Prayitno (Anggota 4, Jurusan Fisika) dan dosen pendamping Apriani Harahap, M.A melakukan riset ilmiah guna menguak Keaslian Emas dan Perak serta kebenaran cerita sejarah yang masih menjadi misteri.
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh Tim, Novia Syahfitri, menjelaskan bahwa cerita sejarah Gua Emas dan Gua Perak dalam konteks cerita rakyat, yaitu Gua perak merupakan bekas atau tempat pertapaan tuanku Panglima Gocah Pahlawan dan istrinya yang Putri Nangbaluan. Panglima maupun Putrinya diyakini masih mendiami Gua Emas dan Gua Perak hingga saat ini.
Melalui alat X-Ray Diffaraction (XRD) Scanning Electron Microscopy (SEM) keaslian butiran emas di Gua Emas merupakan senyawa Titanium nitride (Ti2N), seenyawa ini memiliki warna menyerupai emas. Butiran perak di Gua Perak adalah senyawa Nickel Iron Oxidd dan Chromium Nickel, kedua senyawa ini memiliki warna putih keperakan.
Meskipun emas dan perak pada kedua gua tersebut tidaklah asli namun arkeolog Balai Arkeologi-Sumut Dr. Eri Soedeweo, M.Si (21/06/2021) memaparkan bahwa di Sumatera Utara belum pernah ditemukan gua yang pada dinding nya terdapat butiran menyerupai emas dan perak pada dinding gua seperti Gua Emas dan Gua Perak. Keunikan butiran emas dan perak di gua ini menjadi pembeda dengan gua-gua yang ada di Sumatera Utara.
Apriani Harahap, M.A selaku dosen pembinbing menjelaskan bahwa cerita rakyat yang di Gua Emas dan Gua Perak sangat bermanfaat untuk diungkapkan fakta dan realitas dibalik ceritra tersebut sehingga masyarakat tahu kebenaran ceritra tersebut secara ilmiah. Banyak ceritra atau mitos yang berkembang dari mulut ke mulut di masyarakat sehingga ceritra ini harus dikaji secara ilmiah dan fakta ini harus diphblikasikan ke masyarakat. Banyak ceritra atau legenda yang berkembang ternyata merupakan hasil tradisi lisan yan diciptakan untuk melindungi goabtersebut (memelihara lingkungan alam) dan materi untuk meningkatkan objek wisata.
Selamat sitepu (01/09/2021) selaku sekretaris Desa Durian Empat Mbelang menyampaikan harapan yang begitu besar terhadap penelitian ini yaitu nilai kebenaran dan fakta yang harus di transfer ke masyarakat dan info ini harus terpublikasi luas, sehingga gua emas dan gua perak ini dapat berkembang menjadi objek wisata.
Begitu juga dengan Togo Tarigan (01/09/2021) selaku pemilik tanah gua tersebut menyampaikan harapan yang besar terhadap penelitian ini yaitu informasi yang didapat dan hasil yang ditemukan dapat diakses masyarakat banyak dan menarik ketertarikan masyarakat untuk dapat berkunjung ke Gua Emas dan Perak ini sehingga hasil dari pengunjung dapat menambah dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
