asd
24.4 C
New York

Webinar “Peran Feminisme di Era Society 5.0” 

Published:

Medan,Persma Kreatif — Calon Kru Baru (CKB) angkatan 34 mengadakan webinar yang mengusung tema “Peran Feminisme di Era Society 5.0”. Webinar dilaksanakan secara virtual melalui platform Zoom Meeting dan diikuti oleh 45 peserta .(Selasa,19/07/22).

Acara dipandu oleh Putri Yasmin selaku MC. Acara diawali dengan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kata sambutan dari Muhammad Wahyu selaku Ketua Panitia,dan dilanjutkan kata sambutan dari Soza Silpha Abdy Ritongga selaku Pemimpin Umum Persma Kreatif UNIMED.

Dalam sambutannya, Soza Silpha berharap dengan adanya webinar ini, audience dapat menambah wawasan serta impact mengenai peran perempuan dalam segala bidang, yang mana zaman dan waktu selalu berubah dan berkembang. Pentingnya peran perempuan di Era society 5.0 akan dikupas tuntas pada webinar ini.

Acara inti dipandu oleh Fahira Azhara selaku Moderator. Adapun narasumber pada webinar ini yaitu Tutut Wijayanti selaku Penggiat Feminisme, beliau juga merupakan seorang Designer dan Mahasiswi.

Feminisme menjadi isu yang paling menarik diperbincangkan. Pada materi yang dibawa oleh perempuan yang biasa disapa dengan Mbak Tutut menjelaskan bahwa feminisme saat ini masih tabu dalam masyarakat karena masyarakat masih sangat kental dengan perspektif patriarki. Banyak orang memiliki kesalahpahaman akan feminism dan meng-generalisir semua aliran sebagai satu kesatuan ‘feminisme’.

Society 5.0 era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Di era society, hal ini menjadi perdebatan hingga muncul pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Fenomena feminisme menuntut hak persamaan semua kalangan tanpa membeda-bedakan.

Gerakan feminism memiliki varian yang begitu banyak karena di pengaruhi oleh berbagai macam hal seperti budaya, etnis, ras, suku, agama, pendidikan, lingkungan, pekerjaan, dll. Banyak hal kompleks yang dapat mempengaruhi suatu gerakan yang muncul secara spesifik di suatu negara atau di suatu wilayah. Hal ini didukung oleh Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) Pasal 49 ayat 1.

“Sebenarnya gak ada yang salah dengan hal tersebut karena kalau kita ingin mencari satu persamaan yang paling menonjol dari gerakan ini adalah: Perempuan. Gerakan ini terinisiasikan, diinisiasikan, dan ada bagi kaum perempuan. Lantas di Indonesia sendiri , bagaimana warna gerakan feminismenya?” Jelas Mbak Tutut. 

“Pada dasarnya penyampaian ide-ide feminisme sangat dekat dengan era 5.0 karena sama-sama memiliki tujuan yang mulia yaitu meratakan kesejahteraan, namun dengan isu dan tampilan yang berbeda. Faktor utama pendukungnya dengan menjadi perempuan yang berpendidikan. Perempuan itu harus berpendidikan.” Ujar Mbak Tutut.

Pada akhir pemaparan materi Mbak Tutut menyampaikan “Upaya  merekonstruksikan eksistensi perempuan sebagai subjek tidak berhenti dalam pendefinisian maupun pendidikan di masyarakat. Dibutuhkan suatu strategi dalam mengintregrasikan gender kedalam seluruh kebijakan diperlukan suatu tindakan yang diarahkan menuju terciptanya kebijakan di tiap-tiap tatanan kehidupan yang memiliki perspektif gender.”

Diakhir webinar, panitia menyuguhkan games sehingga membuat audience semakin bersemangat untuk mengikuti hingga selesai.

Oleh : Elvrida Lady Angel Purba  (CKB 34)

admin
adminhttp://persmakreatif.com
Hai, ini saya Admin Persma Kreatif. Apakah kamu punya Pertanyaan dan Saran? Biarkan saya tau!, Kirimkan ke Email kami perskreatiftim@gmail.com atau Melalui Intagram @Persmakreatif

Related articles

Recent articles