Medan, Persma Kreatif – Pers Mahasiswa Kreatif Unimed bersama Komunitas Perempuan Hari Ini telah mengadakan webinar dalam rangka memperingati Hari Kartini dengan mengusung tema “Mendorong Akses Pendidikan yang Lebih Inklusif di Indonesia” yang diadakan secara virtual melalui platform Zoom Meeting. Sabtu (23/04/22) pukul 10.00 WIB.
Kegiatan ini dibuka dengan lagu Indonesia Raya dan penampilan spesial Hari Kartini, lalu dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Soza Silpha A. Ritonga selaku Ketua Umum Pers Mahasiswa Kreatif dan Lusty Ro Manna selaku Founder Komunitas Perempuan Hari Ini.
“Slogan habis gelap terbitlah terang, bukan hanya untuk orang-orang yang punya akses, bukan hanya untuk perempuan-perempuan yang keadaan ekonomi menengah ke atas namun juga untuk perempuan-perempuan yang lahir dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah dan juga perempuan yang selalu tersudutkan, terutama untuk perempuan penyandang disabilitas, tentu ingin mendapatkan pendidikan inklusif dengan layanan yang transparan serta layanan yang bermutu dan sepadan” ujar Lusty Ro Manna dalam kata sambutannya.
Selanjutnya pemaparan materi oleh 3 narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Rosramadana Nasution mengenai urgensi pendidikan inklusif di Indonesia. Beliau mengatakan pendidikan inklusif berarti sekolah harus menerima/mengakomodasi semua anak, tanpa kecuali adanya perbedaaan secara fisik, intelektual, sosial, emosional, bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak penyandang cacat dan anak berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak dari etnis, budaya, bahasa, dan minoritas.
Pemaparan berikutnya disampaikan oleh Dr. Sri Melati materi mengenai gawat darurat pendidikan inklusif. Beliau menjelaskan bahwa suatu konsep pendidikan inklusif adalah konsep dimana semua anak belajar bersama dengan teman sebaya di Institusi Pendidikan Imum yang disetai dengan akomodasi yang layak sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
Materi terakhir disampaikan oleh Nurasyifa, beliau mengatakan bahwa kondisi pendidikan saat ini sangat sulit untuk didapat karena begitu besar biaya yang harus dibayar untuk memperoleh pendidikan yang menganut sistem kapitalisme dan pendidikan yang menjadi komersialisasi. Beliau juga mengatakan bahwa hal itu yang merusak cita-cita dunia pendidikan yang diperjuangkan oleh pahlawan, mendambakan pendidikan sebagai tempat untuk menjadikan manusia yang dapat memanusiakan manusia, dan mendambakan pendidikan yang dapat mengubah peradaban bangsa/negara dengan menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan kecerdasan dalam berpikir.
Acara ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada pemateri serta penampilan lagu persembahan oleh Erisa Solin.
Kru : Rena