asd
19.6 C
New York

Usung Tema ‘Mulai dari Nol’, Ustadz Joko Ajak Audiens untuk Mulai Segala Sesuatu dari Awal, Terkhusus dalam Hal Kebaikan.

Published:

Minggu, 16 Januari 2022 telah berlangsung kajian tematik dengan judul ‘Mulai dari Nol’ yang dibawa oleh Ustadz Joko Abu ‘Aliyyah. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta, yang berlangsung mulai dari pukul 10.00 – 12.00 WIB di Masjid Baiturrahman UNIMED.

Sebelum pandemi, kajian rutin tiap minggu pagi ini sering dilaksanakan, namun dikarenakan Covid-19 terus mengganas dan aktivitas kampus menjadi sangat terbatas, maka akses untuk menyelenggarakan kajian pun ditiadakan selama kurang lebih satu setengah tahun.

Besarnya antusiasme masyarakat terhadap dakwah Islam di Masjid Baiturrahman, membuat beberapa Badan Kenaziran Masjid (BKM) di Kota Medan ikut andil dalam merealisasikan keinginan tersebut. Oleh sebab itu, atas kerjasama BKM Baiturrahman Unimed, BKM Umar bin Abdul Aziz Tembung, dan Panitia Pembebasan Lahan Masjid Al-Muwahhidin, melalui lampiran surat permohonan izin menggunakan masjid, maka kajian di Masjid Baiturrahman pun dapat terselenggara kembali sejak minggu lalu (09/01/22) dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Kajian kali ini berlangsung cukup kondusif namun tidak seramai biasanya, dikarenakan sedang ada kajian di waktu yang sama di Masjid Dakwah Universitas Sumatera Utara (USU), sehingga audiens terbagi dan tidak begitu sesak. Meskipun demikian, dengan mengusung tema ‘Mulai dari Nol’, Ustadz berhasil mengajak para peserta kajian untuk tetap antusias mendengar dan mencatat ilmu yang disampaikan hingga akhir.

Memulai dari Nol berarti memulai segala sesuatunya dari awal terkhusus dalam hal kebaikan. Sebagai manusia, kita diperintahkan  agar selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Jika kita melakukan kebaikan, memberi contoh, mengajak atau menyeru manusia agar berbuat baik, dan jika didapati ada manusia yang ikut melakukan kebaikan tersebab lisan atau perbuatan kita, maka kita akan mendapatkan pahala yang terus mengalir tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Begitu juga dengan keburukan, jika kita  melakukan keburukan, memberi contoh, mengajak atau menyeru manusia agar berbuat buruk, dan jika didapati ada manusia yang ikut melakukan keburukan tersebab lisan atau perbuatan kita, maka kita akan mendapatkan dosa yang terus mengalir tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.

Selain itu Ustadz Joko berkata, kita juga dilarang untuk menampakkan keburukan di depan umum. Hal ini dapat menyebabkan keburukan tersebut berpotensi dicontoh oleh orang-orang dan menimbulkan dosa. Kemudian, jika kita melakukan keburukan, akan sulit bagi kita untuk menebus dosa tersebut di kemudian hari (hari akhir), karena kita tidak hanya bertaubat dan memohon ampun pada Allah saja, namun juga menjelaskan kepada manusia dan meminta maaf kepada mereka. Inilah dampak buruk jika kita menyebarluaskan keburukan di hadapan publik. Simpanlah sendiri. Cukuplah kita dan Allah saja yang tahu.

Sebagai penutup, beliau berpesan agar kita selalu menjadi pelopor dan kunci pembuka pintu kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Related articles

Recent articles