asd
19.6 C
New York

Sudut Pandang Orang Tua Wisudawan Mengenai Wisuda Daring

Published:

Wisuda yang diselenggarakan pada Rabu, 17 Februari 2021 adalah wisuda yang digelar secara online kali ke-3 oleh Universitas Negeri Medan.

Sejak awal tahun 2020 lalu Corona Virus Disease (COVID-19) mewabah, membuat semua sektor kehidupan mengalami perubahan. Salah satunya pada aktivitas perkuliahan hingga skripsi yang dilaksanakan secara daring, begitu juga wisuda yang dahulunya digelar di gedung kampus dihadiri oleh pihak birokrasi dan sanak keluarga dari wisudawan, sementara kini mereka hanya berada di rumah masing-masing dengan pakaian wisuda serta toga yang dikenakan.

Siang tadi, ketika diwawancarai penulis selesai acara wisuda daring berlangsung, Rizka mahasiswa lulusan prodi Kimia mengungkapkan bahwa wisuda tersebut terasa berbeda dari sisi vibesnya. Sedangkan dari sudut pandang orang tuanya sendiri menilai momen ini sebagai sesuatu yang begitu positif, karena di tengah pandemi kegiatan wisuda terus berjalan sebagaimana mestinya, meski dengan pelaksanaan yang berbeda.

Setelah Rizka dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar sarjana, ibu Elfiyani mengaku sangat bangga terhadap anaknya. Tak secuil pun kegiatan yang digelar online ini membuatnya kecewa karena melewatkan momen-momen serta feel yang meriah jika diukur dengan kegiatan wisuda langsung. Beliau juga mengatakan bahwa situasi yang terjadi saat ini bukan hanya terjadi di negara kita saja, melainkan di seluruh dunia. Semua aktifitas kita lakukan secara daring, karena pandemi ini belum sepenuhnya berakhir. Ibu dari empat orang anak ini pun menyuarakan untuk tetap mengikuti aturan pemerintah dan mematuhi protokol kesehatan.

Wisuda virtual memang tidak menimbulkan kesulitan, namun ada perasaan tidak puas ketika dilakukan secara daring. Persiapan yang dilakukan sebelum wisuda pun jauh berbeda dan Tidak seriweuh ketika dibandingkan berlangsung secara luring. Satu diantara banyak perbedaan persiapan tersebut adalah membuat video perpindahan toga dari kiri ke kanan sebagai simbol yang menyatakan bahwa seorang mahasiswa telah lulus.

Perpindahan toga ini dilakukan oleh wali/orang tua selaku pengganti rektor atau yang menjadi perwakilan meluluskan mahasiswa dari jarak jauh. Hal tersebut memberikan suatu kebahagiaan tersendiri bagi orang tua salah satu wisudawan fakultas FMIPA ini saat ditanya perasaannya ketika hal tersebut apabila diibaratkan sebagai “meluluskan anaknya sendiri.” Dengan suara yang begitu haru, ia mengutarakan perasaannya, “Saya sangat bahagia dan senang sekali sebab seperti yang kita ketahui bahwa biasanya yang berhak memindahkan toga adalah rektor, ternyata pada kondisi seperti ini orang tua bisa melakukannya. Inilah hikmah dari pandemi, kita ambil yang terbaik pasti ada hikmahnya.”

Daripada menganggap momen tersebut sebagai hal yang sangat disayangkan, lebih baik dilihat dari sisi positifnya. Posisi rektor sementara ini digantikan oleh orang tua masing-masing, dengan alih tersebut dapat membuat orang tua bangga kepada sang anak karena memiliki hak dan kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua orang tua untuk memindahkan tali toga secara langsung di kepala anaknya sebagai tanda kelulusan. Sistem pelaksanaannya boleh saja berbeda, namun kegiatan wisuda tetap harus berjalan.

Selaku orang tua, ibunya Rizka menyampaikan agar wisudawan tidak perlu sampai terbawa perasaan mengenai online atau offlinenya acara wisuda terselenggarakan, karena bukan hal tersebut esensinya. Namun hal yang kita dapatkan selama masa perkuliahan. Lebih lanjut perwakilan ibu wisudawan ini juga berpesan, “Tetap berkarya dijalannya masing-masing karena kalian masih muda, masih banyak hal yang belum dan perlu untuk dicoba dan dipelajari.” Tuturnya.

Rizka selaku wisudawan pun menambahkan, untuk wisudawan periode berikutnya, apapun sistemnya semoga tidak mengurangi rasa bahagia dan rasa syukur terhadap hari wisuda tersebut. Dan jangan merasa hanya wisuda offline yang sebenar-benarnya wisuda, yang terpenting setiap dari wisudawan merasakan sendiri bagaimana perjuangan yang telah dilewati selama masa perkuliahan yang menjadikan hal tersebut sebagai hal yang patut disyukiri karena telah menyelesaikannya di waktu yang tepat.

Bagi mereka wisuda online ini cukup khidmat, meskipun begitu harapannya tetaplah agar pandemi Covid-19 cepat berlalu supaya segala aktifitas segera dijalankan dengan normal kembali. Apalagi wisuda, karena hal ini merupakan momen bersejarah bagi setiap mahasiswa yang telah menempuh jenjang perkuliahan selama beberapa tahun di perguruan tinggi. Selain itu, ternyata wisuda dapat dilaksanakan di mana saja, tidak hanya di gedung perguruan tinggi. Sistem daring ini ada karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Kru: SSAR

Related articles

Recent articles