asd
19.6 C
New York

Stigma terhadap Penderita Kusta Salah Satu Penyebab Diskriminasi dan Bullying

Published:

NLR Indonesia sebagai salah satu pembawa materi webinar Media Gathering “Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta: Stigma dan Mental Wellbeing pada Kusta” adalah organisasi nirlaba dalam menanggulangi kusta juga konsekuensi terhadap kusta. Kusta merupakan penyakit infeksi bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang kulit, saraf tepi hingga saluran pernapasan. Kusta memang bukan penyakit yang menular, namun sangat disayangkan kebanyakan orang berstigma bahwa kusta penyakit yang menular dan diperlukan isolasi.

Stigma pada kusta dianggap hanya menyerang lansia dan sebuah kutukan yang tidak dapat disembuhkan. Faktanya kusta bukan penyakit menular dan sebuah kutukan. Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyerang siapa saja serta dapat diobati. Beberapa stigma ini terhadap penderita kusta menyebabkan banyak mendapat diskriminasi dan bullying dari orang sekitar bahkan keluarga.Mengapa Ada Stigma pada Kusta?Stigma kusta muncul karena ada perbedaan tidak wajar yang menjadi disabilitas dan reaksi sebuah kelainan saat terapi obat sehingga menyerang tubuh dan mental penderita.

“Salah satu penderita kusta merasa menarik diri dari pekerjaan, pacar, teman hingga keluarga karena terdapat perbedaan fisik dari si penderita,” papar Paulan Aji dari NLR Indonesia. Reaksi dari penderita maupun orang sekitar terjadi karena ada perubahan fisik antara penderita kusta sehingga memunculkan banyak stigma. Stigma ini muncul karena kurangnya informasi dan pengetahuan yang benar tentang kusta sehingga memunculkan reaksi dari orang sekitar.

Informasi dan pengetahuan yang benar tentang kusta direalisaikan dalam webinar tersebut dengan turut mengajak media, pers mahasiswa dan jurnalis warga sebagai milenial Indonesia. NLR menggalang partisipasi publik terutama millennial untuk bersuara tentang stigma kusta. Informasi yang benar tentang kusta dapat disebarluaskan melalui media sosial, media online dan media elektronik. “Media diharapkan mampu menuangkan informasi kusta yang valid dan insklusif dengan kaidah jurnalistik tanpa efek samping terhadap risiko pada stigma dan diskriminasi pada kusta yang menimbulkan masalah kesejahteraan emosional, psikologis hingga sosial,” ujar Fanny Rachma.

Media Gathering oleh NLR Indonesia bersama Radio KBR pada 23 Agustus 2022 melalui webinar online mengajak peserta untuk memainkan peran menanggulangi kusta di Indonesia. Workshop Media Gathering diikuti oleh lebih dari 50 media dan mahasiswa melalui Zoom Meeting dan live stearming Youtobe KBR dan NLR Indonesia. Media diharapkan semakin berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang kusta dan mampu menyuarakan atau memberitakan informasi yang efektif, benar, menarik dan inklusif. Masyarakat dengan latar belakang berbeda (pendidikan, sosial dan budaya) pun dapat paham serta memotivasi untuk terlibat dalam penanganan kusta di Indonesia. Diskriminasi dan bullying terhadap penderitaan kusta di Indonesia bisa ditanggulangi dengan menyelamatkan jiwa hingga mental penderita kusta.“NLR menggalang partisipasi publik terutama milenial untuk bersuara tentang stigma kusta,” tutup pemateri.

kru : Jessica

Related articles

Recent articles