4.3 C
New York

Sampe Lupa Ini Film Drama

Published:

Ngeri – Ngeri Sedap, film karya Benedion Rajagukguk yang mengangkat budaya batak dan sukses dalam penayangannya. Sejauh ini, diperkirakan sudah tembus 1 juta penonton. Film yang berlatarkan keluarga Batak di tepi Danau Toba, mengangkat logat, budaya, upacara adat, dan juga makanan khas dimunculkan dalam film ini. Mak Domu ( Tika Panggabean ), salah satu karakter yang paling kuat peranannya. Sosok ibu berbaju rumahan, dengan rambut awut-awutan, khas gaya ibu-ibu di daerah Sumatera Utara kebanyakan.Karakter yang hanya merindukan kepulangan anak-anaknya, menjadi penggambaran karakter paling kuat dari seorang Ibu. Pak Domu ( Arswendy Bening Swara ), sosok karakter Ayah yang keras dalam mendidik anak-anaknya dan sering merasa kesal dengan anak-anaknya yang pembangkang. Si sulung Domu ( Boris Bokir) anak lelaki pertama yang harusnya meneruskan Marga, malah memilih menikah dengan gadis Sunda. Adiknya, Gabe (Lolox) yang bekerja sebagai pelawak, yang ditentang habis-habisan oleh Pak Domu, karena keinginannya untuk memiliki anak hakim atau jaksa. Dan si bungsu Sahat (Indra Jegel) anak lelaki terakhir yang harusnya merawat dan berbakti kepada orang tua dalam keluarga Batak, malah lebih memilih menetap di Jogja bersama Pak Pomo.

Film komedi berbalut kesedihan, dengan mengangkat tema keluarga mungkin sudah banyak beredar di Indonesia. Akan tetapi film ini terasa sangat relate dengan saya ataupun penonton asal Sumatra Utara lainnya, karena budaya Batak yang diangkat.Sepanjang film dipenuhi dengan komedi-komedi ringan, yang sukses membuat penonton menikmati dengan mudah tiap komedi yang dilemparkan. Bahkan di pertengahan cerita, ketika konflik mulai muncul, masih banyak komedi yang dilemparkan dan sukses membuat studio pecah dengan suara tawa penonton.

Alunan lagu Batak yang menjadi pendamping pada beberapa scene, juga bagaikan pemicu ledakan emosi dari para penonton. Oh iya, jangan lupakan si anak kedua Sarma (Ghita Bhebhita), anak wanita satu-satunya yang merawat dan mendampingi kedua orang tuanya. Karakter yang menjadi kunci dalam puncak konflik dari film. Mungkin saya akan memberikan sedikit spoiler pada salah satu scene.

Salah satu scene yang sukses menggoyahkan saya, dan berhasil membuat saya menitikkan air mata. Ketika Sarma, membeberkan setiap alasan dan pengorbanan yang dilakukannya demi abang dan adik-adiknya. Sarma yang rela berkorban demi pilihan hidup abang dan adik-adiknya. Scene yang menjadi penguras emosi dari penonton. Banyak orang yang mengatakan jika film ini sangat relate dengan kehidupan berkeluarga saat ini.

Film ini tidak hanya mengajarkan mengenai bagaimana keluarga itu. Dari sudut pandang orang tua misalnya, bagaimana harusnya orang tua yang tidak terlalu mengekang kehidupan anaknya. Terutama sosok Ayah yang diangkat dalam film ini. Sosok Ayah yang keras dan sangat identik dengan ayah dari Sumatra Utara lalu juga kehidupan tiap anak, yang mungkin sangat lekat dengan kita. Bagaimana menjadi anak pertama, kedua, dan bahkan terakhir. Film ini menjadi rekomendasi yang harus ditonton, terkhusus kalian pasukan bermarga. Mauliate

Related articles

Recent articles