asd
25.3 C
New York

Realisasi Makna “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya” di Progran Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Published:

Program pertukaran mahasiswa merdeka, salah satu bagian dari program Kampus Merdeka yang diprakarsai oleh bapak menteri pendidikan, Nadiem Makarim.

Program ini merupakan program yang memberikan kesempatan terhadap mahasiswa untuk dapat belajar secara lintas kampus dan budaya dari daerah asal mereka.

Melalui program ini, para mahasiswa dari berbagai daerah dengan latar belakang budaya yang berbeda, ditempatkan pada satu daerah yang jauh dari tempat mereka berasal, dengan tujuan untuk saling mengenal dan mempelajari mengenai budaya yang ada di Indonesia.

Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk belajar pada kampus yang berbeda, yang tentu saja memiliki perbedaan dari kampus asal mereka, baik dari lingkungan dan sistem pembelajarannya, dengan tujuan memperoleh pengalaman dari pembelajaran lintas kampus tersebut.

Mahasiswa juga melakukan kegiatan mata kuliah utama dari program ini yang bernama Modul Nusantara. Sebuah mata kuliah yang memberikan mahasiswa pengalaman dan pembelajaran mengenai budaya kampus penerima.

Program dengan jargon “bertukar sementara, bermakna selamanya” ini mungkin memang memberikan banyak makna terhadap para mahasiswa yang mengikutinya, salah satunya adalah Saya.

Saya dan teman-teman lainnya yang berjumlah 365 orang, ditempatkan pada Universitas Negeri Gorontalo di kota Gorontalo, kota kedua yang memberikan banyak kenangan dan cerita terhadap saya, setelah kota kelahiran.

Jargon dari program ini juga tidak hanya semata-mata sebagai pemanis kata. Karena menurut saya pribadi, memang telah benar jika program ini memberikan “makna selamanya”.

Ketika saya dapat secara langsung bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, dengan ciri khas masing-masing dari mereka, saling bercerita dan bertukar pikiran mengenal budaya dari daerah asal.

Lalu melalui mata kuliah Modul Nusantara yang diwajibkan dari program ini, memberikan kesempatan terhadap kami untuk mempelajari secara langsung mengenai budaya, adat, dan sejarah dari Kota Gorontalo.

Ketika melakukan kunjungan terhadap situs sejarah, warisan budaya, dan tempat wisata dari kota Gorontalo yang memberikan implementasi dari kata “makna selamanya” menjadi lebih nyata.

Mungkin tidak hanya Gorontalo, teman-teman lainnya yang mengikuti program ini yang berjumlah total hampir sekitar 10.000 mahasiswa juga memiliki cerita masing-masing.

Walaupun terdapat banyak problematika yang dialami, mungkin itu juga termasuk bagian dari “bermakna selamanya” tersebut.

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Kemdikbudristek Nadiem Makarim atas program luar biasa yang beliau rancang.

Ada banyak cerita dari tiap hal yang dialami.

Related articles

Recent articles