asd
27.6 C
New York

Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, SEMA BMP FMIPA gelar Webinar “Rembuk Bermakna Anak Muda Peduli Lingkungan dan Kesehatan”

Published:

Berkolaborasi dengan PUSAKA INDONESIA, SEMA UNIMED, TC SUMUT, BPM FMIPA UNIMED menggelar webinar sebagai peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2022. Webinar yang diselenggarakan pada Rabu (1/6) dan diikuti oleh 50 peserta ini berjalan dengan lancar dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang ahli di bidangnya.

“Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS), mengingatkan kepada kaula muda untuk peduli terhadap lingkungan, khususnya mengacu permasalahan pada rokok. Bukan hanya sekadar melawan industri (rokok), tetapi kita juga harus merangkul saudara kita yang membutuhkan. Misalnya saat menyambut HTTS, segenap mahasiswa Medan menggalang dana atau melakukan aksi sosial untuk penderita Tuberculosis. Selain itu harus ada usaha lebih (usaha advokasi) yang juga harus diterapkan, misalnya melalui audiensi dan turut memberi rekomendasi khususnya kepada pemerintah daerah untuk mengubah dan mengimplementasikan kebijakan yg lebih baik,” kata Zulqodri selaku Gubernur FMIPA Unimed 2022 saat mengisi webinar sebagai pemateri pertama.

Dia juga menambahkan bahwa rokok elektrik sudah banyak menyebar di kalangan remaja dan mahasiswa, oleh karena itu usaha advokasi untuk kawasan tanpa rokok (KTR) sangat perlu dilakukan sejak dini. Industri rokok juga telah berhasil memanipulasi anak muda melalui iklan yang dibungkus dengan rapi untuk menarik minat mereka terhadap rokok. Hal ini membuat masyarakat lupa bahwa rokok juga mengakibatkan kerugian bagi pemakainya sekalipun memberi banyak devisa untuk negara

Hadir pula Sarah Motiva, seorang Digital Art KOMNAS-PT yang mengkampanyekan bagaimana cara mensosialisasikan peduli lingkungan dan kesehatan kepada masyarakat. Wanita berkaca mata itu mengatakan bahwa pentingnya edukasi kepada masyarakat yang belum aware terhadap industri rokok. Misalnya dengan cara membuat konten yang mendukung hal-hal tersebut di sosial media. “Walaupun membuat konten tentang isu lingkungan bukan hal yang mudah, kita juga tidak bisa selalu memberi apa yg audiens mau, tetapi suka tidak suka mau tidak mau, kita harus bisa konsisten pada misi kita (untuk mengedukasi masyarakat),” tegasnya.

Dia menambahkan, “Tugas kita sebagai mahasiswa adalah sebagai kendaraan yang membawa informasi yang kita dapatkan untuk disebar ke masyarakat. Hal-hal yang kita antarkan adalah informasi yang sudah matang, yang dilengkapi dengan data-data dan sumber penelitian, agar masyarakat mudah menerima dan percaya bahwa informasi yang kita berikan adalah valid dan jelas”. Menutup materinya, Sarah menjelaskan bagaimana cara pendekatan ke masyarakat untuk memberi informasi, antara lain melakukan copy writing (memberi janji untuk penyelesaian masalah di akhir, menggunakan strategi komunikasi yang baik, melakukan pendekatan psikologi dengan empati, serta membuat video atau podcast bila perlu.

Aeshnina Azzahra Aqilani, seorang aktivis muda kesehatan lingkungan menunjukkan kesedihannya lewat materi yang dia sampaikan. Pasalnya 2 dari 20 sungai besar di Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik dunia. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal, misalnya kurangnya peran pemerintah dalam menanggulangi sampah, produsen industri tidak mau bertanggung jawab atas limbah yang mereka hasilkan, tidak memikirkan dampak dan hanya berfokus pada hasil, dan lain sebagainya. Wanita imut yang biasa disapa Nina itu membahas masalah pengelolaan sampah, dampak penggunaan plastik bagi kesehatan, pentingnya menjaga lingkungan, serta peran anak muda dalam menangani sampah. Dia berpesan bagi setiap orang untuk mengurangi penggunaan plastik yang sangat berdampak buruk bagi bumi. Semua kampanye yang dia suarakan selalu berfokus pada anak muda/remaja, karena “Anak muda adalah pewaris bumi,” Tuturnya sembari mengepalkan tangan kanannya saat menutup sesi materi yang dia bawakan.

Manik Marganamahendra, Presiden BEM UI 2019 juga turut hadir menjadi pemateri yang membawakan advokasi isu lingkungan dan kesehatan yang bermakna. Berharap para generasi muda harus mampu menyuarakan pendapatnya tentang adanya berbagai isu lingkungan dan mendorong kawula muda untuk ikut aktif dalam bergerak menjaga lingkungan.

Related articles

Recent articles