asd
24 C
New York

Pemikiran Kritis Pers Mahasiswa Dipantik atau Kesadaran Diri?

Published:

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pena Budaya Universitas Padjadjaran menggelar webinar series Gerak Kembang Pena Budaya dengan tajuk “Pemikiran Kritis Pers Mahasiswa : Dipantik atau Kesadaran Diri ?” Acara diselenggarakan via zoom meeting pada Sabtu,(05/04/2022).

Webinar ini menghadirkan Ignatius Haryanto, Dosen Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara sebagai pemateri dan kalangan mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia. Fahmi Fadhila Nugraha selaku ketua panitia menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh anggota pers mahasiswa sehingga dengan digelarnya webinar ini dapat membantu para rekan pers mahasiswa berkembang dan berproses.

“Kemampuan berpikir kritis menjadi modal bagi pers mahasiswa untuk merespons berbagai isu dan dinamika khususnya di lingkungan kampus, sehingga webinar ini dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kemampuan dan juga sebagai sarana diskusi antar mahasiswa” tuturnya.

Ignatius Haryanto dalam materinya menjelaskan tentang pentingnya seorang mahasiswa berpikir kritis dan alasan membutuhkan kemampuan berpikir kritis serta media literasi di era modern saat ini. “Di Indonesia saat ini banyak beredarnya informasi yang masih samar-samar mengenai berita yang sedang terjadi seperti persoalan covid-19, serangan Rusia, dalam hal politik kesehatan dll. Oleh karena itu, kita harus cerdas memilih informasi yang benar dan yang salah karena proses itu yang kita sebut dengan kemampuan berpikir kritis ” ujar beliau.

Selanjutnya, Ignatius Haryanto memberikan perbedaan mengenai orang yang berpikir kritis dan tidak berpikir kritis, menurutnya orang yang menggunakan kemampuan berpikir kritis memiliki dorongan kuat untuk mengetahui adanya kejelasan suatu peristiwa yang beda dan orang yang tidak berpikir kritis, ia hanya berpikir dengan cara yang tidak jelas, tidak akurat dan menerima seluruh berita tanpa adanya standar kejelasan.

” Mereka yang berpikir kritis terlatih untuk mengerti, menganalisis, mengevaluasi argumen dan cara pandang orang lain, mereka tidak akan terjatuh dalam perasaan egosentrisme dan asumsi yang tidak berdasar,”jelasnya

Acara webinar ditutup dengan penjelasan penutup oleh pemateri sekaligus harapan kepada mahasiswa khususnya rekan pers mahasiswa yang hadir dalam webinar.

“Anda masih mahasiswa masih punya hak untuk melakukan kesalahan,artinya bahwa berkreasi lah seluas – luasnya tetapi jangan lupa bahwa pemikiran kritis menjadi hal yang paling penting dalam berkarya, jangan sampai karya yang kita buat malah merugikan orang lain sebab pemikiran kritis membantu anda dalam berucap dan berbuat.”tutupnya.

Kru : Lidya Wulandari

Related articles

Recent articles