asd
23.3 C
New York

Memanfaatkan Open Stage dalam Pertunjukan Drama “Bui” oleh Mahasiswa Seni Pertunjukan

Published:

Pasca menggelar pertunjukan “Makyong –  Raja Muda Lembek” dua hari yang lalu, kini mahasiswa seni pertunjukan kembali adakan pegelaran drama di Open Stage, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan pada Senin malam 21/12/2020 pukul 20.00 WIB. “Bui” karya Akhudiat menjadi naskah drama pilihan mahasiswa Seni Pertunjukan dalam pegelaran drama untuk Ujian Akhir Minat Penyutradaraan mata kuliah Penyutradaraan Postrealis yang dibimbing oleh salah satu dosen Program Studi Seni Pertunjukan, Russel AF, S.sn., M.sn.

Upaya merealisasikan setting panggung dengan latar belakang jeruji besi dikerahkan. Penggunaan lighting, backdrop, atau properti lain dikonsep sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan naskah drama. “Bui” menceritakan tentang dua orang tahanan yang dijerat hukuman. Namun, hukuman tersebut adalah yang tidak sebaik-baiknya hukuman. Sebab ada intrik dan penyelewengan keadilan. Dua orang Narapidana memberontak dan merasa kesal dengan keadilan hukum di negeri ini. Semua dapat berubah karena uang dan meninggalkan kejujuran. Namun, mereka hanya bisa sebatas mengeluh dan protes dibalik jeruji. Mereka kurang daya untuk menentang barisan orang-orang digdaya. Psikis tokoh dua tahanan ini terganggu. Bahkan kerap berimajinasi yang tidak-tidak. Keadaan di belakang jeruji direpresentasikan dengan sangat kental.

“Acara ini ada untuk memenuhi ujian Penyutradaraan Postrealis. Saya sendiri sejujurnya mengambil naskah drama ‘Bui’ karya Akhudiat karena berangkat pada nilai ketidakadilan yang terkandung di dalamnya. Dosen pembimbing juga memberi support dari awal sampai akhir. Itulah mengapa pilihan telah mantap ke naskah drama ‘Bui’ karya Akhudiat.” Ucap Wira Bahri Winalda selaku mahasiswa teruji yang menyutradarai pertunjukan drama ini.

“Sejujurnya saya pesimis untuk diadakannya suatu pegelaran drama mengingat pandemi Covid-19. Namun, setelah lebih jauh akhirnya cukup mantap persiapan menyelenggarakan dan kabar baiknya fakultas juga memberi akses terhadap acara ini.” Ucap Sang Sutradara “Teater ini kan merupakan suatu wadah apresiasi diri terhadap lingkungan, keadaan, dan isu-isu yang berkembang. Juga alangkah baiknya pula jika suatu pertunjukan dikonsep atau ditonton secara langsung.”

“Open Stage (OS) saya pilih sebagai tempat acara ini diadakan selain alternatif dari TBSU (Taman Budaya Sumatera Utara) yang diblokade, juga berangkat dari fungsi OS yang harus kita libatkan. Ibaratnya OS ini nyawanya FBS. Dan, OS ini punya kita. Inilah yang diberikan Universitas untuk mahasiswa seperti kita. Kita bisa mengekspresikan diri di sini dan kita bisa mengggelar suatu pertunjukan di sini. Wadahnya sudah ada, lantas kenapa tidak kita gunakan? Itulah mengapa kami berusaha menghadirkan pertunjukan di sini.”  Tutup Wira Bahri Winalda.

Related articles

Recent articles