asd
23.3 C
New York

Legenda Danau Lao Kawar

Published:

Medan, Persma Kreatif – Alkisah, di sebuah desa yang terdapat di wilayah Sumatera Utara tepatnya di Kuta Gugunga, Teran Karo, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari nenek yang hidup bersama anak dan cucunya. Cucu dari nenek itu diberi nama Tungkir. Setiap harinya mereka bertiga bekerja sebagai petani, berangkat pagi dan pulang pada sore hari menghabiskan sebagian besar hari-harinya di ladang, kecuali Nenek yang tidak ikut bekerja dan hanya bisa terbaring di tempat tidur karena kakinya yang lumpuh.

Suatu waktu hasil panen masyarakat di Desa Kawar berlimpah-ruah bahkan lebih dari
dua kali lipat dari hasil panen tahun tahun sebelumnya, dikarenakan demikian masyarakat di
tempat itu setuju untuk mengadakan pesta sebagai ucapan syukur kepada yang Maha kuasa atas
berkat yang berlimpah yang telah mereka dapatkan melalui hasil panen yang berlimpah.

Hari pesta pun akhirnya tiba, semua masyarakat mengenakan pakaian yang mewah,
menghidangkan makanan yang lezat dan semua berbahagia pada hari pesta tersebut. Namun
keadaan tersebut berbanding terbalik dengan keadaan si nenek, ia hanya dapat melihat pesta
tersebut dan mendengar dari kejauhan, padahal di dalam hati kecil nenek ia ingin sekali pergi
ke sana, namun apalah daya, ia telah lumpuh untuk berdiri saja ia sudah tidak sanggup lagi
Saat sedang asyik menikmati pesta tiba tiba Ibu Tungkir teringat kepada nenek yang pasti
sangat kesepian di rumah, kemudian ia membungkus makanan yang hendak ia berikan kepada
sang mertua.

“Berikan ini kepada nenekmu, Ia pasti sudah kelaparan di rumah “ ucap sang ibu. Tungkir segera bergegas pergi melangkah ke rumah. Namun hal yang tak terduga terjadi,
Tungkir tergoda dengan makanan yang dibungkus oleh ibunya itu hingga ia memakannya di
tengah perjalanan. Ia memakan dengan sangat rakus hingga hanya tersisa tulang
tulang dari makanan yang dibawakan Ibunya. Setelah selesai, ia lekas melanjutkan perjalanannya menuju rumah dan memberikan apa yang ia bawa kepada sang nenek.

“nek makanlah, ibu membungkus untukmu”, kata si Tungkir.

Si nenek sangat gembira karena menantu dan cucunya masih mengingat dia yang kesepian di
rumah, segera si nenek membuka bungkusan makanan tersebut, betapa terkejutnya ia melihat
sisa sisa makanan yang diberikan cucunya, sontak ia berkata

“Begitu kejamnya menantuku ini hingga ia memberikan ini kepadaku” ucapnya.

Sang nenek sangat sakit hati atas perbuatan yang telah terjadi kepadanya. Kemudian ia berdoa kepada Tuhan agar keluarganya mendapatkan pembalasan setimpal sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Sesaat kemudian tanah mulai bergoyang ,petir menyambar ke tanah dan membuat mereka panik dan ketakutan , hujan turun tak henti-henti. Hujan turun begitu deras sehingga dalam waktu sekejap desa Kawar telah terendam dan menjadi sebuah kawah, semua masyarakat di tempat tersebut tenggelam termasuk Tungkir dan ayah ibunya . Kawah itu yang kemudian dinamakan sebagai Danau Lau Kawar.

admin
adminhttp://persmakreatif.com
Hai, ini saya Admin Persma Kreatif. Apakah kamu punya Pertanyaan dan Saran? Biarkan saya tau!, Kirimkan ke Email kami perskreatiftim@gmail.com atau Melalui Intagram @Persmakreatif

Related articles

Recent articles