asd
19.6 C
New York

Laksanakan Webinar, LPM Gema Universitas Kristen Indonesia Usung Tema “Independensi Pers dalam Instrumen Demokrasi”

Published:

Medan, Persma Kreatif — Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gema Universitas Kristen Indonesia melaksanakan acara Webinar Nasional Jurnalistik bertajuk “Independensi Pers dalam Instrumen Demokrasi” pada Jumat (7/10) melalui aplikasi Zoom. Pada webinar kali ini, LPM Gema UKI mengundang Tommy Patrio Sorongan dan Wonder Infanteri sebagai narasumbernya.

“Hari ini kita akan berdiskusi mengenai independensi pers dalam instrumen demokrasi. Kita ketahui bahwa pers merupakan lokomotif demokrasi. Ciri Negara yang memiliki demokrasi yang sehat adalah adanya kebebasan pers. Pers harus bersifat independen, tidak boleh dipengaruhi, dan tetap punya pandangan yang sangat subjektif,” ujar Dr. Hendri J Pandiangan, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universiras Kristen Indonesia (UKI) dalam kata sambutannya. Selanjutnya, Beliau menuturkan bahwa ia berharap melalui seminar ini, akan muncul pemikiran yang kritis, inovatif, yang mencirikan fakultas Hukum UKI sebagai fakultas yang unggul.

Haposan S.R. Sinaga S.H.,M.H. selaku Pembina LPM Fakultas Hukum Gema juga memberikan kata sambutan pada seluruh peseta Webinar. “Pers memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat. Karena melalui pers masyarakat mengetahui informasi yang ada di dalam maupun luar negeri. Dengan adanya Lembaga Pers Mahasiswa, diharapkan mahasiswa juga bisa mendapatkan pengalaman dan kepekaan terhadap persoalan tidak hanya Negara, namun juga perusahaan serta kampus,” ujarnya sembari berharap Lembaga Pers Mahasiswa dapat terus hidup dan berkembang dengan baik.

“Pers bersifat mengabarkan sesuai fakta-fakta yang terjadi di lapangan dalam liputan, investigasi, dan lain-lain. Namun jika dibedah, ini akan menjadi PR yang terus didiskusikan. Karena bagi saya, independensi adalah ketidaktergantungan. Masyarakat luas memahami independen sebagai sikap netral. Namun jika didalami, sebemarnya independen adalah hal yang utopis, sulit terjadi. Tidak ada satupun manusia yang memiliki sifat netral tersebut,” ujar Wonder Infanteri selaku salah satu narasumber saat memaparkan materinya. Sebab menurutnya, dibalik setiap sikap netral yang kita lakukan, pasti selalu ada pihak yang diuntungkan dan pihak yang dirugikan.

Lebih lanjut, Wonder Infanteri memaparkan pendapatnya yakni Independensi dan demokrasi merupakan dua hal yang bertentangan karena kita tidak mengenal kata netral. Jika di teliti dalam Undang-Undang Dasar 1945, baik yang belum maupun sudah diamandemen, corak konstitusi kita tidak bersifat netral, selalu berpihak yaitu pada rakyat. Maka kita tidak bisa bersifat netral di tengah doktrin demokrasi keadilan.

“Lembaga pers mahasiswa termasuk jurnalisme warga, di mana sekumpulan orang yang belum memiliki kualifikasi yang baik terhadap jurnalisme tapi mampu atau diberi kesempatan untuk melakukan aktifitas jurnalistik. LPM merupakan salah satu jawaban dari apa yang kita diskusikan hari ini. LPM tidak dibiayai atau dikapitalisasi oleh perusahaan atau pemodal sehingga bebas dalam mencari berita dan membuat opini sehingga bersifat independen,” sambung Wonder Infanteri.

Selanjutnya, Tommy Patrio Sorongan dan Wonder Infanteri lanjut memaparkan materi mengenai tema webinar yaitu “Independensi Pers dalam Instrumen Demokrasi” dan mengaitkannya pada peristiwa yang terjadi pada saat ini, sehingga para peserta webinar dapat lebih jelas dan nyata melihat posisi pers sebenarnya.

Kru : Adis Ginting

Related articles

Recent articles