Selasa, 21 September 2021, akun Instagram resmi Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan diretas. Hal tersebut menjadi polemik bagi Senat Mahasiswa Kabinet Sigap dan mahasiswa kampus hijau. Menurut laporan yang telah diperoleh, akun Instagram tersebut telah diretas pagi tadi.
Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan, Rayanda Alfathira, membenarkan bahwa akun instagram milik mereka telah diretas, “Kejadiannya sore kemarin, tepatnya hari Senin. Akun masih aktif beroperasi seperti biasanya. Karena beberapa postingan terakhir cukup menarik perhatian mahasiswa, jadi komentarnya rame hingga sore itu akunnya dilihat masih baik-baik saja. Kebetulan sore itu kami mengadakan pertemuan.”
Lebih lanjut, Rayanda menjelaskan kronologi diretasnya akun Instagram mereka, “pukul 20.00 WIB tiba-tiba dapat pesan dari salah satu mahasiswa yang mengirimkan secreenshot kalau beberapa postingan di akun SEMA itu dihapus sekaligus bertanya mengapa dihapus postingan tersebut. Lalu dihubungi Kominfo untuk mengklarifikasi hal tersebut karena hanya beberapa orang saja yang memegang akun Instagram SEMA. Saat itu Kominfo menjawab tidak ada menghapus dan belum ada mengecek juga. Sewaktu akan mengecek ternyata Kominfo sudah tidak bisa lagi login ke akun Instagram SEMA, lalu dicoba login melalui gmail tetapi tidak bisa juga.”
Sekitar pukul 22.00 WIB, SEMA kembali mencoba untuk login ke akun Instagram mereka, namun tetap belum menemui titik terang. Sampai akhirnya pada Selasa pagi akunnya sudah sama sekali tak terdapat postingan, “ketika dicek ke akun itu follwers dan followingnya sudah tidak kelihatan bahkan nol pun tidak terlihat. Kami tidak tahu apa yang mendasari peretasan akun Instagram kami. Hingga saat ini masih dicari cara supaya dapat mengembalikan akun tersebut. Sebenarnya pihak SEMA sendiri tidak mau sampaikan ke publik atau kawan-kawan mahasiswa tentang kecurigaannya mengarah kemana, karena kami sendiri belum mempunyai bukti-bukti yang mengarah ke sana. Kami tidak tahu apakah ada orang tertentu yang iseng untuk meretas akun SEMA atau ini memang kerjaan satu lembaga yang terstruktur.”
Dari peristiwa ini, Rayanda berharap agar masalah-masalah dapat teratasi dan akun mereka dapat kembali, “kita berharap bantuan seluruh mahasiswa untuk menyuarakan ini, terlepas setuju atau tidak dengan postingannya, gerakan SEMA selama ini, dan sebagainya. Kita tetap bisa berpikir logis bahwa peretasan bukanlah hal yang bisa dibenarkan.” Tutupnya.