asd
23.4 C
New York

Belajar untuk Lebih Bersyukur dan Peduli dari Lagu “Sore Tugu Pancoran”

Published:

Medan, Persma Kreatif – Siapa yang tidak kenal dengan Tiktok? Tiktok merupakan platform video pendek yang tak henti-hentinya menggemparkan dunia media sosial. Tak jarang, lagu-lagu lawas dan yang baru rilis menjadi viral di Tiktok. Salah satu contohnya adalah lagu Iwan Fals berjudul “Sore Tugu Pancoran” yang kembali viral dengan sentuhan baru. Siapa sangka lagu legendaris Iwan Fals tersebut memiliki makna yang sangat mendalam tentang isu-isu sosial di Indonesia. Berikut sedikit cuplikan liriknya :

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

Lagu ini menyimpan pesan moral yang begitu dalam. Setiap baitnya bagaikan bisikan yang menyapa hati nurani, membangkitkan rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama. Penggalan lirik “anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, dipaksa pecahkan karang, lemah jemarimu terkepal” melukiskan realitas pahit kehidupan anak-anak yang harus banting tulang demi sesuap nasi. Di saat kita menikmati kenyamanan hidup, mereka berjuang melawan kerasnya dunia. Lirik ini bagaikan tamparan keras untuk mengingatkan kita agar bersyukur atas kehidupan yang lebih beruntung atas akses pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.

Namun, lagu ini bukan hanya tentang rasa syukur. Di balik melodinya yang merdu, terselip pertanyaan retoris yang menohok hati nurani, “Masih adakah kasih di kota ini, untuk anak sekecil dirimu?” Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenungkan peran kita dalam membantu mereka yang kurang beruntung. Kita diajak untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton yang acuh tak acuh. Ironisnya, di era digital ini, kita sering terjebak dalam pusaran konten negatif, tanpa menyadari makna di balik lagu tersebut.

Hayooo, bagaimana perasaan kamu setelah tahu makna dari lagu ini?

Lagu “Sore Tugu Pancoran” bukan sekadar lagu biasa, melainkan sebuah refleksi tentang realitas sosial. Mari jadikan lagu ini sebagai pengingat untuk selalu bersyukur atas kehidupan yang kita miliki dan membantu mereka yang membutuhkan. Dengan begitu, melodi indah ini akan bertransformasi menjadi kenyataan di mana kasih dan kepedulian bergema di setiap sudut kota.

Tulisan: Wulandari

Editor: Cinta Maulida

Related articles

Recent articles