asd
24 C
New York

Nostalgia Sejenak: Lihat! Betapa Insecure Lagu “Singkong dan Keju”

Published:

Malam Minggu sebentar lagi menyingsing. Yep, tepat malam ini! Rasanya terlalu sayang untuk dilewatkan jika tidak membangun rencana untuk mengambil gitar dan bernyanyi gila-gilaan dengan teman-teman. Meskipun malam Minggu dipenuhi dengan wacana romantisasi yakni menghabiskan waktu dengan kekasih, tapi melalui tulisan ini rekomendasi lebih berorientasi untuk menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabat bermartabat (bukan berarti penulis tak memiliki kekasih atau teman kencan).

Bagi banyak orang yang hobi nongkrong ria sambil gitar-gitaran, lagu lawas tahun 80-an, 90-an, bahkan 2000-an banyak disenandungkan. Banyak pula wacana yang beredar bahwa lagu-lagu pada tahun tersebut jauh lebih asyik daripada lagu yang diproduksi pada beberapa tahun ke belakang. Dengan alasan-alasan klasik nan kasual, bahwa lagu zaman dahulu lebih merakyat dan tak ada matinya. Mulai dari beragam genre seperti pop, rock, jazz, blues, bahkan hip-hop!

Musisi legendaris nan ulung banyak lahir di tahun 80-an, 90-an, sampai 2000-an. Mulai dari Koes Plus, Chrisye, Dewa 19, Slank, Peterpan, atau Bill & Broad sekalipun! Dan lagu-lagu mereka adalah jenis lagu yang paling sering dibawa ke tongkrongan untuk dinyanyikan; meskipun antero negeri telah dipenuhi musik-musik indie atau remix ala-ala musik yang sering dipakai untuk mengiring joget TikTok.

Omong-omong soal musik jadul pada sudut nostalgia ini, ada lagu yang cukup relevan dibawakan untuk tongkrongan orang-orang insecure. Apalagi malam Minggu nanti tak menyambangi rumah pacar alih-alih gitar-gitaran. Ya, lagu “Singkong dan Keju” adalah lagu yang asyik untuk dinyanyikan dan objek yang masuk akal untuk menghabiskan waktu pada malam Minggumu. Namun, jika kita telisik lebih dalam, sejatinya lagu Bill & Brod yang satu ini adalah lagu paling insecure yang pernah ada di jagad permusikan Indonesia!

Lagu Bill & Brod “Singkong dan Keju” merupakan lagu yang menceritakan dua insan berbeda kelas (yep proletar dan borjuis) yang terlibat kasmaran. Ekor dari perasaan cinta biasanya adalah hubungan. Namun secara gamblang lagu tersebut menjelaskan bahwa adalah hal yang tidak realistis ketika dua insan berbeda kelas saling menjalin ikatan asmara. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, lagu nan insecure ini cukup mengajarkan kita untuk tak berkiblat pada pemikiran Cinderella sentris. Dimana orang-orang mengharapkan akan datang Prince Carming or graceful Queen untuknya. Padahal, uang pun ia tak punya! Bahkan untuk sikap yang baik lagi arif. Belum lagi justifikasi masyarakat yang menganggap hal tersebut bukanlah hal yang normal, dan nyinyir-nyonyor mereka adalah jenis nada sumbang yang paling sumbang jika kita (proletar) tiba-tiba mendapatkan kekasih ala-ala insan bangsawan. Praktik di dunia bukan seperti manisnya “permen kebetulan” cerita Cinderella. Namun, bukan berarti kita terus-terusan tak pede untuk menaklukkan hati seseorang. Belajarlah untuk menjadi sepasang sepatu kuning di antara sepasang sepatu putih!

Lagu “Singkong dan Keju” mendeskripsikan secara kentara perbedaan selera. Dan perbedaan tersebut menjadi alasan si pria konservatif untuk menarik diri dan berhenti berharap dapat menjadi kekasih hati sang uptown girl. Tentu, dengan alasan ia yang pasti tak dapat mengikuti selera dan passion sang gadis. Bahkan lebih jauh lagi, lagu ini diganggu representasi nilai patriarkis dimana laki-laki akan merasa gengsi dan tak ingin lebih rendah (penghasilan dan gaya hidup) dari si perempuan. Sebab masyarakat banyak menjustifikasi bahwa laki-laki lah yang harus membelikan bahkan memberikan ini itu kepada perempuan. Mungkin atas sugesti itu timbul kekurangpedean alias insecure laki-laki proletar mendekati perempuan kelas borjuis. Beriringan dengan hal tersebut, representasi nilai toksik maskulinitas juga muncul. Dimana lingkungan akan melambungkan stigma “laki-laki gagal” ketika laki-laki tersebut tak mampu membelanjakan dan memberikan materi bahkan gaya hidup yang sama dengan sang kekasih.

Mungkin Arie Wibowo, Bill Brod, bahkan pembaca tulisan ini harus tahu bahwa singkong goreng dengan toping keju adalah perpaduan rasa yang fantastis. Mari malam ini kita nyanyikan lagunya!

Related articles

Recent articles