Kemajuan teknologi khususnya smartphone yang semakian pesat telah banyak memberikan dampak baik positif ataupun negatif di dalam kehidupan ini salah satunya pada aspek hubungan sosial yang datangnya bisa dari lingkup anak, remaja dan juga orang dewasa. Kita sendiri menyadari bahwa penggunaan smartphone ini semakin melekat di kehidupan banyak orang karena pemenuhan kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari bisa di dapatkan dengan mudah di dapatkan hanya dengan satu benda ini saja. Selain itu, smartphone juga sebagai media hiburan untuk banyak orang dalam menghilangkan stress dan penat dengan banyaknya ragam sosial medua dan juga game online yang tersedia. Jadi bisa dikatakan bahwa fungsi dan manfaat yang diberikan oleh salah satu alat canggih ini sudah begitu berlimpah. Kemudahan yang diberikannya tentu semakin membuat para penggunanya candu. Hingga sering kali tak sadar bahwa penggunaan yang berlebihan ini akan berdampak pada sikap dan perilaku seseorang yang di mana mereka tidak mampu lagi memperhatikan frekuensi dan durasi penggunaannya secara bijak.
Sejalan dengan hal tersebut ada satu istilah yang bisa menggambarkan fenomena ini yang di sebut Phubbing. Mungkin istilah ini akan terdengar asing bagi beberapa orang, namun mungkin juga istilah ini akan terdengar familiar bagi beberapa orang. Berdasarkan definisi yang bisa dipaparkan, Phubbing adalah kependekan dari phone snubbing yang mengacu pada perilaku orang yang lebih memilih fokus pada gadgetnya daripada harus berinteraksi dengan lawan bicara atau membangun hubungan dengan lingkungan. Kecenderungan tersebut menjadikan pengguna smartphone tidak bisa lepas dari
perangkat dan memengaruhi kehidupan sosial mereka. Dampaknya seseorang yang melakukan Phubbing ini akan dikategorikan sebagai seseorang memiliki sikap anti sosial.
Jika salah satu individu menggunakan smartphone saat
terlibat perbincangan bukan tidak mungkin bahwa mereka tidak dapat menyerap informasi secara maksimal dan sebagai akibatnya lawan bicara mereka harus mengulang pernyataan yang sama. Hal ini juga bisa saja dianggap sebagai sikap yang tidak menghargai lawan bicara sehingga akan menimbulkan sakit hati pada lawan bicara yang merasa di abaikan.
Setelah mengetahui fenomena Phubbing ini mungkin kita bisa menyadari bahwa diri kita sendiri pernah merasakan berada di situasi tersebut. Entah kita sebagai korban Phubbingnya atau menjadi seorang Phubber (sebutan untuk individu yang melakukan phubbing) ketika sedang berkumpul bersama dengan keluarga, pasangan, sahabat ataupun orang baru. Berbagai alasan pun menjadi latar belakang kenapa seorang individu harus melakukan phubbing. Pada akhirnya jargon-jargon seperti komunikasi yang seharusnya berasal dari hati menjadi dari jari, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat menjadi semakin popular di masyarakat kita karena efek negatif yang ditimbulkan oleh smartphone ini.
Namun meski begitu, setelah mengetahui apa dan bagaimana Phubbing ini memberikan banyak dampak negatif pada kehidupan kita lambat laun semoga hal ini bisa terperbaiki secara perlahan. Seseorang tentu tidak akan selamanya berada pada jalur yang salahkan? Selalu ada kesempatan bagi mereka yang berubah dan juga belajar untuk jadi yang lebih baik. Dan lagi semoga saja dengan pengetahuan yang kita dapatkan ini kita bisa juga membagi informasi dan hal seperti ini kepada orang sekitar agar semakin banyak orang yang aware terhadap perilaku Phubbing ini sehingga akan semakin banyak orang yang belajar untuk menghindarinya.