asd
27.6 C
New York

Mahasiswa Kampus Mengajar Unimed Belum Memperoleh Gaji Pertama, Staff WR I: Akan Dirapel pada Gaji Kedua

Published:

Program Kampus Mengajar merupakan program pendidikan yang tengah eksis akhir-akhir ini. Program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas
di luar perkuliahan. Pada program kampus mengajar, mahasiswa akan ditempatkan di
Sekolah Dasar (SD) wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) di seluruh Indonesia serta membantu segala bentuk proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Program Kampus Mengajar kini telah masuk masa penugasan (terhitung dari 22 Maret 2021 – 25 Juni 2021), banyak mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Negeri Medan andil dalam program ini. Mengajar anak-anak Sekolah Dasar membaca, menulis, memahami angka atau numerik, bahkan edukasi pemahaman yang arif turut disampaikan mahasiswa. Apalagi substansi dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti Unimed yang sejatinya merupakan kampus pendidikan, tentu untuk hal semacam keikutsertaan dalam program Kemendikbud berupa Kampus Mengajar ini Unimed cukup gencar melakukannya. Inilah yang membuat Unimed sendiri telah mengirimkan mahasiswanya sebanyak 607 orang.

Dilansir pada 27 Mei 2021, program Kampus Mengajar yang merupakan program pengabdian ini tak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Berbagai masalah internal maupun eksternal dihadapi mahasiswa, khususnya mahasiswa Unimed. Namun, yang cukup menuai atensi akhir-akhir ini ialah belum cairnya gaji pertama. Gaji pertama yang dimaksud adalah uang saku sebesar Rp. 700.000/bulan sebagai insentif dari program ini selain pemotongan UKT, konversi 12 SKS, dan sertifikat.

“Memang, kami belum mendapatkan gaji pertama. Mahasiswa yang lulus program ini tentu harus mempersiapkan ongkos, uang makan, dan kebutuhan lainnya bukan? Tidak neko-neko dan tidak muluk-muluk, semua orang pasti butuh duit. Apalagi mahasiswa yang benar-benar di pelosok sana, yang jarak sekolah ke rumahnya cukup jauh. Kami berharap gaji pertama cair dan tidak ada keterlambatan pada rapel gaji kedua.” Ungkap salah seorang mahasiswa Kampus Mengajar dari Fakultas Bahasa dan Seni.

Menurut laporan yang diperoleh, alasan mengapa belum cairnya gaji pertama yakni Universitas Negeri Medan telat dalam verifikasi data ke Kementerian, “pencairan pertama kemarin karena kampus telat verifikasi. Sehingga gaji pertama akan dirapel dengan gaji kedua. Nah saat ini sedang tahap pencairan kedua, nih. Katanya kampus sudah verifikasi, tapi per tanggal 25 April (penarikan data pencairan pertama) ternyata data anak Unimed bersalahan. Mungkin saat ini dalam proses perbaikan.” Timpal mahasiswa Kampus mengajar yang lain.

Staff WR I Universitas Negeri Medan yakni Ricky Andi Syahputra, S.Pd., M.Sc. melaporkan bahwa ada sedikit permasalahan pada tahap verifikasi ulang, “kemarin kita sudah upload data di web Kampus Mengajar, namun webnya masih maintance. Kemarin bermasalah di situ, sudah diunggah namun masih banyak kesalahan. Seperti data mahasiswa yang sebenarnya memperoleh beasiswa namun tak dibuat memperoleh beasiswa, begitu juga sebaliknya. Beberapa hari yang lalu sudah diunggah ulang, namun mahasiswa juga ada mengalami kesalahan. Kemarin mereka bilang yang penerima beasiswa sekitar 20-an orang, ternyata terakhir ada sekitar 33 orang.”

“Mudah-mudahan bulan Juni sudah keluar, sudah dirapel. Karena sudah kita unggah semua dan surat-suratnya sudah diperbaharui semua,” Lanjutnya

Lebih jauh, Staff WR I yang juga merupakan Teknisi untuk program Kampus Mengajar Unimed ini menyatakan bahwa insentif seperti konversi 12 SKS dapat dibicarakan dengan Prodi, “bagi mahasiswa yang bertanya tentang konversi 12 SKS, dapat memperoleh keterangan lebih lanjut pada Prodi masing-masing. Kira-kira mata kuliah apa yang sesuai untuk dikonversikan. Harus ada konsultasi sama prodi. Karena Prodi lah yang paling tahu mata kuliah apa yang paling relevan untuk dikonversikan. Jikapun seandainya Kampus Mengajar ini tidak bisa dikonversi, bukan berarti apa yang sudah dilalui menjadi sia-sia. Setidaknya ada pengalaman berharga yang bakal didapat.” Tutupnya.

admin
adminhttp://persmakreatif.com
Hai, ini saya Admin Persma Kreatif. Apakah kamu punya Pertanyaan dan Saran? Biarkan saya tau!, Kirimkan ke Email kami perskreatiftim@gmail.com atau Melalui Intagram @Persmakreatif

Related articles

Recent articles