asd
19.6 C
New York

IPK : Integritas Perkuliahan Kamu

Published:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Seorang mahasiswa penting untuk bersikap jujur dalam meraih sebuah nilai. Pastinya untuk menjadi seorang mahasiswa yang berintegritas adalah hal yang sulit dikarenakan dalam perkuliahan ada banyak faktor yang menjadi hambatan. Faktornya seperti pengaruh lingkaran pertemanan, tuntutan pada diri sendiri, dan tuntutan dari orang sekitar

Banyak yang beranggapan bahwa IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang merupakan sistem penilaian di kampus adalah hal terpenting bagi seorang mahasiswa. Tidak sedikit juga mahasiswa yang beranggapan demikian. Apakah salah jika kita menganggap IPK itu penting? Tentunya tidak. Namun, yang salah dan perlu diwaspadai adalah ketika menghalalkan segala cara demi mendapatkan IPK tinggi.

Pada masa sekolah, mendapat nilai yang bagus pada rapot atau ujian adalah sebuah kebahagiaan, tetapi merasa sedih apabila nilai tidak sesuai yang diharapkan. Tidak dapat dimungkiri, sebuah angka yang tertulis di rapot atau kertas ujian bisa mengubah hidup seseorang. Sama halnya pada dunia perkuliahan, sebagai mahasiswa sudah pasti mengharapkan IPK yang tinggi sebagai imbal hasil dari jerih payah selama mengikuti proses perkuliahan. Namun, masalahnya adalah saat mahasiswa mengharapkan IPK tinggi tanpa belajar sama sekali, kemudian tidak mengikuti proses pembelajaran, menyontek saat ujian, dan yang terburuk yaitu mengesampingkan etika, moral serta kejujuran. 

Jika menjadikan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sebagai patokan dalam meraih kesuksesan, maka sesuai hasil riset dari Thomas J. Stanley seorang peneliti asal Amerika Serikat, ditemukan pemetaan terkait 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang. Berdasarkan survey terhadap 733 millioner di US, hasil penelitiannya menunjukkan ternyata nilai yang berupa rapot, NEM, rangking, dan IPK yang bagus hanyalah faktor sukses urutan ke 30. Sementara faktor IQ pada urutan ke-21, dan faktor universitas/sekolah favorit di urutan ke-23.

Lalu, faktor apakah yang menentukan kesuksesan seseorang itu?

Menurut riset Stanley berikut ini adalah sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan seseorang:

1. Kejujuran (Being honest with all people)

2. Disiplin keras (Being well-disciplined)

3. Mudah bergaul atau friendly (Getting along with people)

4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)

5. Kerja keras (Working harder than most people)

6. Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business)

7. Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)

8. Kepribadian kompetitif atau mampu berkompetisi (Having a very competitive

spirit/personality)

9. Hidup teratur (Being very well-organized)

10. Kemampuan menjual ide atau kreatif/inovatif (Having an ability to sell my ideas/products)

Jadi, jika seseorang mendapatkan IPK jelek bukanlah suatu masalah yang dapat membuat kegagalan. Jangan membebankan sebuah “nilai” berupa angka pada diri sendiri. Sebab, sesungguhnya nilai moral, etika, dan kejujuran jauh lebih penting dan lebih berpengaruh terhadap kesuksesan.

Berpegang pada anggapan “yang penting nilaiku bagus” adalah bagian paling mengecewakan dari seorang mahasiswa maupun pelajar. Tanyakan lagi pada diri sendiri apa sebenarnya yang penting untuk disadari. Sebagai seorang mahasiswa sudah seharusnya memiliki integritas dalam perkuliahan. Terlepas dari apakah IPK akan menurun jika harus berkomitmen jujur. Apa gunanya IPK tinggi, namun tidak mendapat sedikitpun ilmu dari mata kuliah yang berhasil dilewati pada ujian dengan cara menyontek atau dengan kecurangan yang lainnya. 

Tidak menjadi masalah menggunakan nilai sebagai motivasi untuk memperbaiki dan memacu semangat belajar. Namun, jangan sampai itu menjadi sebuah beban yang justru memberi pengaruh negatif bagi proses akademik. Hanya saja jangan sampai menghalalkan segala cara demi mendapatkan IPK yang bagus.

“Hiduplah dengan segala kejujuran dan komitmen, walau tidak mudah, tidak berarti sulit, bukan?”

Kru : Clara dan Erika

Related articles

Recent articles