asd
25.3 C
New York

Bisnis Online : Ketika Tingkat Keinginan Produk Jauh Lebih Besar daripada Kebutuhan

Published:

​Perkembangan teknologi telah membuat bisnis yang sebelumnya tertutup menjadi lebih terbuka. Menurut studi What` s Next in Tech, yakni panel yang terdiri dari 50 pakar Nielsen dari berbagai bidang bisnis tahun 2017, mengungkapkan bahwa ada empat perubahan teknologi yang sangat berdampak di wilayah Asia Tenggara dalam lima tahun ke depan. Keempat perubahan teknologi tersebut adalah:

1. The Sharing Economy

Tersedia “pasar online” yang menghubungkan pembeli dan penjual secara tradisional. Tujuan utama sharing economyadalah untuk memberikan akses atau layanan dengan penyediaan fasilitas melalui platform digital. Harapannya, kegiatan ini bisa meningkatkan efisiensi sumber daya dan menghindari potensi buruk dari lingkungan karena konsumsi tidak terkontrol.

2. Penyebaran Teknologi dan Infrastruktur

Hal ini melibatkan penggunaan internet pada skala yang lebih besar untuk membuka layanan perbankan dan e-commercesecara cepat dan menciptakan keterlibatan konsumen yang lebih dalam dengan produk dan merk. Konsumsi konten media dan iklan konsumen menjadi lebih personal.

3. Big Data dan Artifical Inteligence

Perubahan teknologi ini berfokus pada data dalam skala makro yang telah dikumpulkan, dirposes, serta diolah unyuk meningkatkan pengelolaan sistem. Perusahaan yang menggunakan big data dan kecerdasan buatan akan dapat memahami perilaku konsumen, meningkatkan logistik, dan perdagangan finansial. 

4. Pembayaran Non-tunai

Teknologi ini memberikan solusi pembayaran non-tunai seperti pembelian eceran sistem “gesek dan bayar”. Teknologi ini akan memudahkan pembeli untuk membayar dengan lebih cepat dan efesien. Seperti yang telah diprediksikan, pada kenyataannya tahun 2022 ini sudah banyak aplikasi e-commerce sebagai hasil dari pemanfaatan teknologi dalam dunia bisnis. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa perusahaan yang menerapkan keempat perubahan teknologi seperti yang telah disebutkan. Sebut saja ada Tokopedia, Gojek, Shopee, Lazada serta yang saat ini sedang hype adalah Tiktok Shop. Lantas, mengapa kedua bidang ini saling berkaitan?

      Sebelumnya kita pahami dulu apa itu bisnis dan apa itu teknologi. Dikutip dari buku Pengantar Bisnis (M.Fuad, dkk.2000) dalam konteks pembicaraan umum, bisnis (business) tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas dalam bisnis pada umumnya punya tujuan menghasilkan laba untuk kelangsungan hidup bagi pelaksanaan kegiatan si pelaku bisnis atau bisnisman (businessman) itu sendiri.

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau pebisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis, kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan atau bisnis dalam arti luas adalah jasa. Teknologi dalam pengertian yang lebih luas dapat meliputi sistem, organisasi dan juga teknik. Seiring perkembangan zaman teknologi dianggap sebagai sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian serta bagaimana ia dapat memberi pengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada di sekitarnya. Secara sederhana teknologi bertujuan untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan manusia.

Ada banyak jenis teknologi dalam kehidupan sehari-hari.Seperti teknologi dalam bidang pendidikan untuk membuat pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran, teknologi dalam bidang kesehatan yakni peralatan medis yang semakin canggih, teknologi dalam bidang transportasi seperti adanya Gojek, Grab, Maxim, Indrive untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas ke mana saja, teknologi dalam bidang komunikasi yakni adanya penggunaan smartphone berbasis Android dan Apple yang semakin memudahkan masyarakat untuk berhubungan dari jarak yang sangat jauh sekalipun. 

Seperti yang telah disebutkan, teknologi sudah berkembang ke semua bidang kehidupan. Tak terkecuali bidang informasi.Informasi merupakan kunci dari segala bidang kehidupan.Informasi ini yang diolah dalam teknologi secara efektif dan efisien sehingga dapat diterima masyarakat. Informasi memiliki peranan penting karena di dalamnya terdapat fakta dan opini yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Peran pentingnya teknologi informasi ini juga memberikan pengaruh pada dunia bisnis. Pada dunia bisnis, teknologi banyak membantu terutama terkait sistem informasi yang terintegrasi dengan baik, yang mana sistem informasi ini dibangun atau dirancang untuk mengatasi sekaligus membantu para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnis ke arah yang lebih baik. Selain itu, pekerjaan atau aktivitas yang berhubungan bisnis akan lebih mudah dengan memanfaatkan sistem kerja yang efektif dan efisien. Teknologi informasi sudah banyak digunakan dalam mendukung proses bisnis yang terjadi di perusahaan. Selain itu, hubungan bisnis dan teknologi informasi jika diterapkan akanmembuka akses informasi dan penyebaran informasi dengan mudah.

Pada era digital yang berinovasi dari tahun ke tahun telah membuka banyak peluang para wirausaha untuk mengembangkan idenya lewat teknologi. Teknologi Informasi yang sangat pesat saat ini dikenal dengan media sosial. Setiap hari penggunaan media sosial meningkat dari kalangan anak-anak sampai dewasa. Teknologi hadir dalam bentuk perangkat lunak seperti Internet, Facebook, Twitter, WhatsApp, Tiktok,dan perangkat keras seperti laptop, telepon dan lainnya. Tiktok merupakan salah satu media sosial yang sangat populer di Indonesia. Banyaknya pengguna yang menyalurkan ide kreativitasnya melalui Tiktok menjadikan intensitas pengguna internet meningkat. Tiktok adalah platform berbagi video pendek berulang yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan menggunggah video yang diinginkan. Tiktok memungkinan penggunanya untuk memiliki pengikut global serta jalan pintas seorang pengguna untuk menjadi terkenal.

Tak sebatas menjadikan pengguna dapat terkenal, melalui ribuan hingga jutaan views setiap harinya, Tiktok menjadi platform yang ramai diperbincangkan. Hal ini menjadikan mudahnya peran marketing juga memasuki Tiktok. Dengan besarnya iklan yang bermunculan serta online store yang mulai memasarkan produknya melalui konten Tiktok. Tiktok sebagai aplikasi platform penyedia pembuatan video hal-hal menarik dengan berbagai macam pilihan memberikan tanda bahwa era digital semakin maju. Banyaknya konten-konten baik berupa foto maupun video menarik yang tersebar di media sosial dan negara, salah satunya Indonesia (Susilowati, 2018). Masyarakat Indonesia tidak sedikit yang telah mengunduh dan menggunakan aplikasi Tiktok untuk membuat konten-konten menarik bahkan kini juga telah dijadikan platform oleh sebagian orang maupun perusahaan untuk mempromosikan atau memasarkan produk mereka.

Berubahnya metode bisnis telah ada sejak awal sebelum pandemi Covid-19 muncul. Namun, karena adanya kebijakan pemerintah yang melarang seluruh warga untuk berkumpul dan beraktivitas secara offline, menjadikan pemanfaatan teknologi melalui gadget semakin banyak bermunculan. Hal tersebut menjadikan teknologi sebagai solusi pemasaran yang baru.Platform media sosial seperti Tiktok tentunya akan sangat berguna bagi pebisnis untuk meningkatkan penjualan produk mereka, terutama teruntuk pebisnis online yang mana mereka tidak mempunyai outlet atau toko nyata dan hanya mengandalkan media sosial sebagai platform atau tempat mereka berbisnis mencari konsumen. Tentunya seorang pebisnis online harus mempunyai banyak strategi marketing untuk dapat meningkatkan penjualanan mereka. Biasanya strategi yang mereka lakukan adalah dengan membuat digital konten yang menarik mengenai produk mereka untuk dipasarkan. Tentu digital marketing tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat penjualanan seorang pebisnis online.

Perkembangan teknologi membawa pengaruh terhadap kegiatan manusia, termasuk dalam kegiatan berbelanja. Saat ini kegiatan belanja dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja oleh siapapun secara online. Banyak pelaku usaha yang tidak lagi memiliki toko secara fisik, namun menjalankan bisnisnya secara online dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain menggunakan situs e-commerce, kini pelaku usaha juga menggunakan media sosial sebagai wadah memasarkan produknya. Didorong dengan fitur belanja yang disediakan media sosial membantu pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Salah satu media sosial yang memiliki fitur belanja online yakni Tiktok.

Fitur yang dikenal dengan nama Tiktok Shop ini baru muncul di Indonesia sejak awal tahun 2021 dan semakin banyak digunakan hingga saat ini. Fitur yang terdapat pada Tiktok Shop di antaranya yaitu konsumen dapat melakukan transaksi secara langsung, memberikan ulasan produk, dan penilaian terhadap toko. Fitur-fitur tersebut menjadi unggulan karena tidak dimiliki oleh media sosial lain yang juga digunakan sebagai media pemasaran produk oleh pelaku usaha. Fitur transaksi langsung pada Tiktok Shop. Dilengkapi dengan fitur Tiktok Shop menjadikan Tiktok dengan cepat dilirik oleh pelaku bisnis.Selain itu, konsumen dapat langsung melakukan transaksi tanpa melibatkan pihak ketiga. Metode promosi yang dilakukan di Tiktok juga berbeda dengan media sosial lain, yaitu dengan menggunakan fitur live sehingga menarik interaksi konsumen secara langsung. Metode promosi menjadi hal yang penting dalam menciptakan konstruksi dalam pikiran konsumen. Cara promosi akan membentuk pemikiran mengenai produk yang dipasarkan. 

Tingkat unduhan Tiktok yang melonjak dari 2018 sebanyak 45,8 juta hingga 2020 sebanyak 850 juta, merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk diteliti. Fenomena online shopping menjadi hal yang terus dibicarakan hingga saat ini.Melalui online shopping, konsumen tidak hanya membeli suatu produk, namun juga membayangkan bagaimana produk tersebut dan praktik konsumsinya. Online shop menggeser pola kebiasaan masyarakat dalam berbelanja yang biasanya dilakukan secara tatap muka dalam satu ruang nyata. Kini menjadi pertemuan dalam ruang maya tanpa adanya tatap muka.Keberadaan online shop memberikan perubahan yang cukup signifikan bagi konsumen. Jika biasanya konsumen harus meluangkan waktu lebih banyak untuk berbelanja, karena harus keluar rumah dan pergi ke toko yang dituju, kini dengan menggunakan smartphone konsumen bisa mendapatkan yang mereka butuhkan. Selain itu, faktor pandemi juga membuat konsumen lebih memilih menggunakan online shop dengan alasan keamanan kesehatan.

Promosi yang diberikan oleh pelaku bisnis akanmembentuk gaya hidup konsumtif konsumen. Konstruksi sosial konsumen tersebut melihat suatu produk sebagai kebutuhan untuk mengikuti perkembangan zaman. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk menunjukan identitas diri kepada lingkungannya.Gaya hidup merupakan suatu cara individu menunjukan eksistensi diri pada lingkungan di sekitarnya. Gaya hidup menjadi suatu hal penting dalam beraktivitas. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia bergantung dengan gaya hidup yang diterapkan. Gaya hidup tersebut dapat terjadi, karena adanya tayangan yang dikonsumsi sehari-hari dari media sosial. 

Konsumen mengutamakan nilai simbol sosial yang melekat pada produk, sehingga menyampingkan antara kebutuhan dan keinginan. Realitas mengenai belanja online tersebut menarik perhatian peneliti untuk mengetahui gaya baru dalam berbelanja yang telah menjadi gaya hidup konsumen terutama pada generasi Z. Konstruksi sosial merupakan suatu proses pemahaman individu berdasarkan pengalamannya yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan dilakukan secara berulang-ulang. Konstruksi sosial merupakan sebuah pandangan bahwa semua setiap hal terkait pemahaman merupakan hasil buatan manusia. Manusia akan memilih dan menentukan hal-hal apa saja yang akan memuaskan kebutuhan hidupnya.

Sejalan dengan data yang diperoleh Pers Mahasiswa Kreatif melalui wawancara mahasiswa tentang penggunaan Tiktok Shop sebagai tempat melakukan transaksi jual beli.Mahasiswa A mengaku sering menggunakan platfrom Tiktok Shop sebagai tempat  berbelanja. Dalam sebulan, ia dapat menghabiskan hingga Rp100.000 per bulannya. Mahasiswa A mengaku tergiur ingin membeli jika live penjual sudah muncul pada laman  beranda Tiktok berbarengan dengan potongan harga dan ongkos kirim yang semakin meyakinkan ia untuk melakukan check out terhadap barang yang ditawarkan tersebut.Berbeda dengan mahasiswa B yang enggan untuk berbelanja menggunakan Tiktok Shop, karena tidak menyukai segala jenis iklan di Internet, ia lebih menyukai berbelanja di toko offlinekarena dapat melihat kualitas suatu barang dengan baik.

Adapun mahasiswa C yang jarang menggunakan Tiktok Shop sebagai tempat untuk berbelanja online, meskipun begitu ia tetap merasa puas dengan fitur Tiktok tersebut. Ia mengaku bahwa di Tiktok, harga setiap produk berbeda tergantung akun pengguna, pengiriman dari Tiktok lebih cepat daripada e-commerse lainnya. Hal lain yang ia ungkapkan adalah Tiktok dapat melakukan pembayaran secara COD.  Ia mengaku mudah tertarik dengan iklan di Tiktok Shop, tetapi tidak sampai tergiur untuk membeli barang tersebut. 

Berbeda dengan mahasiswa D, ia mengaku jarang menggunakan platfrom Tiktok Shop sebagai tempat untuk berbelanja dan dapat menghabiskan hingga Rp500.000 perbulannya. Sejauh ini ia tidak pernah merasa kecewa, karena barang yang dijual sesuai dengan harga yang ditawarkan. Baginya, semua aplikasi belanja online memiliki fitur yang samadengan yang lain, tidak ada yang membedakan Tiktok Shop dengan aplikasi e-commerce lainnya. 

Saat ini pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan individu, melainkan untuk memenuhi keinginan, karena daya tarik yang diciptakan suatu iklan produk. Kecenderungan perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan atas pertimbangan secara rasional. Tak hanya itu, perilaku ini jugacenderung untuk mengonsumsi sesuatu tanpa batas di mana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Hal ini ditandai oleh adanya kebutuhan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mewah memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik.

Kru: Gita Laurenza, Tantri Sihite, dan Gracia Rewina

Related articles

Recent articles