asd
23.8 C
New York

A Man Called #Ahok : Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan

Published:

Judul buku ​​: A Man Called #Ahok Sepenggal Kisah Perjuangan dan Ketulusan 

Penulis ​​: Rudi Valinka 

Penerbit ​​: 7 press 

Cetakan ​​: Pertama, 2016 

Tebal ​​: 112 halaman 

ISBN ​​: 978-602-18147-3-4 

Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil sebagai Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur 29 Juni 1996. Ahok lahir dari pasangan Bapak Tjung Kim Nam dan Ibu Buniarti Ningsih dengan jumlah saudara kandung 4 orang, yakni Basuri, Fiti, Hari, dan satu lagi adik bungsu Ahok tidak disebutkan namanya karna sudah meninggal dunia karena kecelakaan motor di usia 12 tahun. Ahok memiliki 3 anak dari isterinya Veronica Tan. Anak-anaknya, yaitu Nicholas Sean (1998), Nathalia Berniece (2001), dan Daud Albeener (2006). 

Masa kecil Ahok lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur hingga beliau tamat dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ahok memiliki paman yang lebih tua dua tahun darinya. Saat nenek Ahok melahirkan anak ke-11, tidak lama setelah itu, Ahok pun lahir sehingga pada saat ahok masih kecil, beliau sering bernyanyi, “pok ame-ame belalang kupu-kupu, siang tetek ibu kalo malam tetek nenek.” 

Paman Ahok, Aliong sekelas dengan Ahok walaupun selisih umur mereka 2 tahun. Ahok memaksa untuk sekolah lebih awal dan dia menangis ketika pamannya pergi ke sekolah, “mau ikut juga,” katanya. Saat Ahok masih kecil, ayah Ahok mau memasukkan Ahok ke sekolah PT. Timah. Namun Ahok lebih memilih sekolah negeri.

Saat kecil, Ahok juga pergi ke sekolah dengan berjalan kaki meskipun ayahnya bisa mengantarnya dengan mobil. Pada saat pelajaran agama dan di sekolah Ahok hanya ada pelajaran agama Islam. Siswa-siswi yang non muslim diperbolehkan untuk keluar ruangan. Namun, Ahok tetap mau di dalam ruangan dan mengikuti pelajaran, sehingga Ahok sangat paham dengan surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas dari Al-Qur’an. 

Saat menginjak sekolah dasar, Ahok juga ikut nyolong naik pagar untuk ikut berenang di kolam PT. Timah dengan teman-temannya. Sebenarnya Ahok tidak perlu ikut nyolong, karena dengan pengaruh ayahnya dia bisa berenang kapanpun dia mau. Namun, Ahok berpikir kalau teman-temannya tertangkap penjaga, maka dengan melihat adanya anak Kim Nam pasti mereka akan dilepas. Ketika Ahok sudah SMP (dulunya SMP Jayabakti dan saat ini sudah diubah menjadi SMPN1), beliau mendapat juara pertama dan jati dirinya mulai kelihatan, beliau menjadi Ketua OSIS SMP Jayabakti. 

Selanjutnya Ahok melanjutkan pendidkannya di Jakarta. Ahok sekolah di SMA III PKSD Jakarta. Setelah tamat SMA. kemudian Ahok melanjutkan pendidikannya di Universitas Trisakti jurusan Geologi. Setelah mendapat gelar geologinya, Ahok kembali ke kampung halaman dan mendirikan CV. Panda yang bergerak pada kontraktor pertambangan PT. Timah. Dua tahun setelah itu Ahok kembali kuliah untuk mendapat gelar Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya yang kemudian Ahok mendirikan PT. Nurindra Ekapersada. 

Tahun 2004, Ahok membujuk seorang investor Korea untuk membuat Tin Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK. Pada tahun yang sama, Ahok bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB). Beliau menjadi ketua DPC PIB Kabupaten Belitung. Tak hanya itu, Ahok jugaterputuskan sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung saat pemilu tahun 2004. Satu tahun setelah itu, Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timur setelah mendapatkan 37% lebih suara rakyat. Pada masa pemerintahannya, Ahok memberikan biaya kesehatan secara bebas kepada seluruh warga tanpa terkecuali. Namu, pada 22 Desember 2006, Ahok mengajukan pengunduran diri. Beliau menyerahkanjabatannya tersebut kepada Khairul Effendi yang merupakan wakilnya pada saat itu. 

Ahok kemudian mencalonkan diri menjadi Gubernur Bangka Belitung pada tahun 2007. Pada saat itu, Abdurrahman Wahid (Mantan Presiden RI Ke 4)memberikan dukungannya pada Ahok. Namun, hasildari pemilihan tersebut meunjukkan bahwa suara yang diperoleh Ahok kalah dengan Eko Maulana Ali. Tahun tersebut pula, Ahok mendapatkan penghargaan sebagai ‘Tokoh Anti Korupsi.’ Pada tahun 2008, Ahok kemudian meluncurkan sebuah buku yang berjudul “Merubah Indonesia.” 

Dalam menjalankan kinerja sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, Ahok menuankan rencananya untuk membenahi sistem pemerintahan. Sikapnya yang dikenal keras membantunya dalam memimpin DKI Jakarta saat Jokowi mengambil cuti untuk keperluan kampanye pada Pilpres 2014. Meski menjadi orang nomor dua di ibukota, dia tetap selalu tampil sederhana. Ahok tidak pernah ambil pusing untuk memikirkan pakaian dan sepatu yang dipakainya. Dengan terpilihnya Jokowi menjadi Presiden RI Ke-7 maka secara tidak langsung posisi nomor satu ibukota diisi oleh Ahok dan menghabiskan masa periodenya. Tepat pada tanggal 19 November 2014, Ahok secara resmi dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Gubernur Jakarta di Istana Merdeka RI.

Buku ini berisi kumpulan postingan di Twitteryang menceritakan masa kecil dan perjuangan Ahok melalui wawancara penulis dengan keluarga dan orang-orang dekat Ahok. Sedikit berbeda  dengan buku lainnya, buku ini dituliskan dengan format penomoran pada setiap dua atau tiga kalimat  dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga sangat ringan untuk dibaca. 

Kekurangan buku ini terletak pada cover atau sampul buku yang terlihat sangat polos dan kurang menarik. Sampulnya hanya menampilkan sepotong sketsa wajah Ahok dengan line art tipis berwarna merah yang seharusnya bisa lebih ditebalkan lagi.

admin
adminhttp://persmakreatif.com
Hai, ini saya Admin Persma Kreatif. Apakah kamu punya Pertanyaan dan Saran? Biarkan saya tau!, Kirimkan ke Email kami perskreatiftim@gmail.com atau Melalui Intagram @Persmakreatif

Related articles

Recent articles